Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Rabu, 04 Oktober 2023

Makam yang Murka

 

Sudah jamak dilakukan para pejabat di negeri ini kalau ada maunya ada saja yang dilakukan. Mulai dari menyumbang berbagai tempat atau anjangsana ke para kyai di daerahnya. Kyai yang hidup sudah pasti dikunjungi, yang sudah wafat pun masih dimintai berkah.

 

Memang sih meminta berkah tak ada larangannya tapi kalau ada maunya kadang bukan berkah yang didapat malah bencana yang menghampiri.

 

Alkisah pada tahun 2010 di Mojokerto ada gawe besar pemilihan bupati. Berbagai janji manis mereka tawarkan. Kemudahan mereka ajukan. Kesejahteraan mereka usahakan. Tentu kalau mereka dipilih dan terpilih menjadi bupati.

 

Usaha materi dengan mengeluarkan banyak uang pasti sudah mereka lakukan. Usaha rohani masing-masing kandidat tentu punya cara tersendiri. Nah, suatu hari salah satu dari kandidat ziarah ke makam Mbak KH. Musthofa di daerah Desa Canggu Kec. Jetis yang memang sudah terkenal menjadi jujugan para peziarah yang ingin ngalap berkah dengan bertawassul kepada beliau.

 

Tak sedikit yang berhasil dengan hajat mereka. Dan rupanya salah satu calon bupati ini mendengar karomah yang dimiliki makam KH. Musthofa. Maka pada hari itu mau tak mau karyawan dan guru Madrasah dibuat bangga karena kunjungan bupati incumbent ini, namun ada pula yang biasa-biasa saja bahkan ada yang mencibir karena bupati ini ke Madrasah pas ada maunya sedangkan dulu-dulu kemana, Bung?

 

Tiba di Madrasah Pak Bupati langsung minta izin ke takmir untuk menuju area makam. Namun, tanpa diduga dan inilah yang terjadi pertama kalinya di masjid Madrasah ketika Pak Bupati mulai masuk area makam tiba-tiba tegel (keramik) retak dibarengi suara keras dan terbang ke atas hampir mengenai beberapa orang di sekitar Bupati. Dan ketika doa-doa telah dilantunkan beberapa saat kemudian terjadi kembali hal serupa kali ini ada kaki salah seorang yang terluka.

 

Sebagian orang sudah menduga pasti kejadian ini adalah pertanda bahwa Mbah KH. Musthofa tidak merestui kedatangan bupati tersebut. Ada yang menduga lagi Mbah KH. Musthofa tak sekadar tidak merestui tapi beliau murka karena makamnya dikunjungi oleh orang yang hatinya kotor.

 

Memang terbukti, dalam pemilihan tersebut bupati incumbent ini tidak memenangkan pemilihan. Parahnya lagi 2 tahun kemudian dia terbukti korupsi dana APBD.

 

Masyaallah, dengan peritiwa ini semakin terbukti bahwa KH. Musthofa bukanlah kyai biasa melainkan beliau adalah kyai yang punya karomah bahkan setelah wafatnya beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar