Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Kamis, 12 Oktober 2023

Guru Ditakuti Masjid Dikencingi

 


 

Seperti biasa sebelum pulang siswa-sisiwi MI diwajibkan melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah. Namanya anak kecil tentu tak heran jika celotehan mereka kadang membuat telinga berdenging. Jika tak mengingat bahwa marah akan membahayakan psikologi anak tentu semua guru yang ikut mendampingi pelaksanaan kegiatan ini akan menumpahkan emosi.

 

Siang itu, suasana panas di musim kemarau yang begitu panjang. Kelaparan yang melanda, sedangkan siswa yang diatur berlarian ke sana kemari berkejar-kejaran, ada yang teriak tidak karuan bahkan ada yang menangis membuat beberapa guru hampir saja tak bisa menahan emosi. Melihat situasi ini segera saja Kepala Madrasah yang kebetulan di situ memanggil Pak Thoyib dengan suara keras. Rupanya suara itu berhasil mencuri perhatian beberapa siswa. Suasana ramai lumayan  berkurang. Pak Thoyib segera memenuhi panggilan Sang Kepala, sesaat kemudian Pak Thoyib ke depan dan memerintahkan semua anak agar duduk diam.

 

“Assalamu’alaikum, anak-anak” kata Pak Thoyib mengawali

 

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,” serempak siswa menjawab.

 

“Saya hanya ingin menyampaikan bla bla bla.” Intinya Pak Thoyib meminta kepada seluruh siswa agar jangan ramai menjelang jamaah, hendaknya mereka langsung menempati shaf depan jika sudah wudhu tidak usah banyak bergurau.

 

“Agar saya tidak kena marah Kepala Madrasah lagi, lihat sendiri tadi kan saya dipanggil keras sekali?” kata Pak Thoyib sedikit berbohong. Setelah pengarahan segera sholat dhuhur ditunaikan, suasana aman terkendali namun ketika rakaat ketiga ribut-ribut terdengar dari shaf tengah.

 

“Arif ngompol, Arif ngompol!” teriak beberapa anak. Mereka langsung lari menjauh. Demi mendengar teriakan ini, kekhusyu’an Pak Thoyib berkurang maka dipercepatlah sholatnya.

 

Ternyata benar setelah semua disuruh untuk keluar, tepat di tengah-tengah masjid ada air menggenang. Itulah air kencingnya. Parahnya air itu tidak jauh dari Kepala Madrasah, Pak Dayat. Wajah Pak Dayat terlihat merah entah malu, marah atau menahan tawa?

 

Pak Udin bertindak cepat, anak tersebut langsung diangkat agar najis tidak melebar, ketika di kamar mandi sambil membersihkan celana anak tersebut ditanya: “Kenapa, lho Rif tadi sampai ngompol, kamu sudah besar, kan bisa langsung ke belakang untuk kencing?”

 

Sambil menahan tangis anak itu menjawab, “Habisnya kata Pak Dayat kalau sholat tidak boleh pindah-pindah, saya kan takut Pak nanti Pak Dayat marah-marah.” Hem, sebuah kepatuhan yang tidak memakai akal. Pak Udin geleng-geleng kepala menahan tawa.

 

Jadinya hari itu guru mendapat tugas tambahan, lapar ditahan dulu, badan semakin berkeringat karena harus mengepel masjid padahal masjid begitu lebar. Kesabaran memang harus selalu diuji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar