Jika bangun pagi tadi masih tidak mantap
dengan rezeki yang sudah kita raih selama ini, marilah kita flashback.
Apakah selama ini kita minta ke Allah
diberi oksigen? Apakah sebelum lahir dulu kita minta agar dijadikan
lelaki/perempuan? Apakah pernah kita memerintah jantung berdetak, usus
melembutkan makanan, dsb, dsb.Semua terjadi otomatis, tak pernah minta, tak
pernah memerintah. Allah yang menjamin semua.
Jadi, mengapa kita mesti khawatir rezeki
tidak cukup? Mengapa kita takut tidak makan?
Saya ada cerita sedikit
Sebelum punya mobil, saya dulu adalah
pengemar setia Yamaha 75, yang saya istilahkan yamaha Tujuh Linu, karena
sehabis mengendarainya dari rumah ke tempat kerja 52 KM PP, badan terasa linu
semua karena skoknya mati.
Mirisnya lagi banya onderdilnya yang
sudah tidak menancap dengan sempurna di rangkanya. Sehingga pada suatu ketika
di tengah perjalanan sedang macet, entah karena apa saya ditabrak dari
belakang, mungkin dia terlambat mengerem. Tidak terjadi apa-apa, namun kenapa
pantat saya terasa dingin, ketika saya tengok, Ya Allah, ternyata saya duduk di
atas tangki mobilnya, sedangkan joknya tergeletak dengan lemas di bawah samping
sepeda. Ha ha ha.
Cerita tidak berhenti di situ. Suatu sore
ketika pulang, saya mau mampir ke saudara di Condong Jetis Mojokerto,
perjalanan lancar-lancar saja. Kebiasaan saya memakai sapu tangan untuk masker
saya turunkan/buka, sebab sebentar lagi melewati sebuah pabrik yang terkenal
dengan para gadisnya, tentu saja CP-CP, maklum masih bujang. Sebentar kemudian
sampailah di pabrik tersebut.
Namun, entah kenapa kok suara sepeda
motor menjadi lebih keras, saya tidak terlalu peduli karena harus tampil se
cool mungkin. Tapi rasanya kok nggak enak juga ya suaranya semakin keras.
Menengoklah saya ke belakang. Lagi-lagi... Ya Allah ternyata sekarang knalpot
yang tidur terlentang di pinggir jalan. Kenalpot saya copot sodara-sodara.
Karena kejadian inilah saya merintih
dalam hati. Rupanya allah mendengar keluhan ini, sehingga tanpa diduga, sawah
ayah yang lama tidak laku-laku terjual. Saya yang anak bungsu mendapat bonus
lebih banyak dari Ayah. Sebentar kemudian sepeda motor Honda Ulung terpegang.
Bukankah ini rezeki yang tidak kita minta
tapi Allah yang mencukupi.
Namun
cerita belum berakhir, tentang rezeki ini dan hubungannya dengan sepeda motor
masih berlanjut. Insya Allah nanti kalau ada kesempatan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar