Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Sabtu, 31 Maret 2018

BINGUNG REZEKI 2


Jika bangun pagi tadi masih tidak mantap dengan rezeki yang sudah kita raih selama ini, marilah kita flashback.
Apakah selama ini kita minta ke Allah diberi oksigen? Apakah sebelum lahir dulu kita minta agar dijadikan lelaki/perempuan? Apakah pernah kita memerintah jantung berdetak, usus melembutkan makanan, dsb, dsb.Semua terjadi otomatis, tak pernah minta, tak pernah memerintah. Allah yang menjamin semua.
Jadi, mengapa kita mesti khawatir rezeki tidak cukup? Mengapa kita takut tidak makan?
Saya ada cerita sedikit
Sebelum punya mobil, saya dulu adalah pengemar setia Yamaha 75, yang saya istilahkan yamaha Tujuh Linu, karena sehabis mengendarainya dari rumah ke tempat kerja 52 KM PP, badan terasa linu semua karena skoknya mati.
Mirisnya lagi banya onderdilnya yang sudah tidak menancap dengan sempurna di rangkanya. Sehingga pada suatu ketika di tengah perjalanan sedang macet, entah karena apa saya ditabrak dari belakang, mungkin dia terlambat mengerem. Tidak terjadi apa-apa, namun kenapa pantat saya terasa dingin, ketika saya tengok, Ya Allah, ternyata saya duduk di atas tangki mobilnya, sedangkan joknya tergeletak dengan lemas di bawah samping sepeda. Ha ha ha.
Cerita tidak berhenti di situ. Suatu sore ketika pulang, saya mau mampir ke saudara di Condong Jetis Mojokerto, perjalanan lancar-lancar saja. Kebiasaan saya memakai sapu tangan untuk masker saya turunkan/buka, sebab sebentar lagi melewati sebuah pabrik yang terkenal dengan para gadisnya, tentu saja CP-CP, maklum masih bujang. Sebentar kemudian sampailah di pabrik tersebut.
Namun, entah kenapa kok suara sepeda motor menjadi lebih keras, saya tidak terlalu peduli karena harus tampil se cool mungkin. Tapi rasanya kok nggak enak juga ya suaranya semakin keras. Menengoklah saya ke belakang. Lagi-lagi... Ya Allah ternyata sekarang knalpot yang tidur terlentang di pinggir jalan. Kenalpot saya copot sodara-sodara.
Karena kejadian inilah saya merintih dalam hati. Rupanya allah mendengar keluhan ini, sehingga tanpa diduga, sawah ayah yang lama tidak laku-laku terjual. Saya yang anak bungsu mendapat bonus lebih banyak dari Ayah. Sebentar kemudian sepeda motor Honda Ulung terpegang.
Bukankah ini rezeki yang tidak kita minta tapi Allah yang mencukupi.
Namun cerita belum berakhir, tentang rezeki ini dan hubungannya dengan sepeda motor masih berlanjut. Insya Allah nanti kalau ada kesempatan lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar