Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Kamis, 03 November 2016

MENGAPA ANAK KITA TIDAK SESUAI HARAPAN?

Berikut artikel yang saya share di WA grup Wali Murid kelas 3C, semoga bermanfaat bagi para wali murid dan pembaca

Banyak dari kita sumpek karena melihat anak kita yang nilainya jelek,  nakal,  bandel dll,  bisa jadi karena termasuk salah satu dari uraian berikut:

  1. Kita jarang berdoa/ibadah.
    Menginginkan hal baik tapi tidak diikuti perbuatan baik sama juga spt menanam ilalang berharap memanen padi. 
  2. Makanan syubhat atau malah haram.
    Tidak hanya makanan bergizi yang mesti masuk perut mereka tapi asal maknan juga sangat penting,  korupsi waktu kerja. Mengubah nota,  tidur waktu kerja adalah salah satu sumber syubhat makanan.
  3. Miliu/lingkungan kurang kondusif.
    Anak adalah peniru terbaik,  apa yang mereka saksikan lebih nyantol daripada ribuan kita yang kita lontarkan.  Kalau setiap hari ortu teriak/membentak jangan kecewa dan marah kalau mereka mudah sekali bersuara keras.
  4. Suasana rumah yang kurang harmonis.
    Ortu sering bertengkar,  sama mertua atau simbahnya nggak cocok,  bisa menjadi penyebab kurang bergizinya makanan fikiran bagi anak,  maka mulailah sekarang rukun sama siapa saja,  jangan sering ghibah apalagi di depan anak
  5. Sering dibandingkan
    Anak kembarpun tidak akan mau disamakan apalagi aanak tunggal. Seringkali kita bermaksud memberi motivasi anak dengan menunjukkan anak lain yang lebih hebat dari dia.  Tapi justru itu akan membuat mereka jengkel dan rendah diri.  Alih-alih mereka termotivasi mereka malah jadi anak yang akan menyalahkan dirinya sendiri seumur hdup. 
  6. Kurang pujian
    Bukankah pipi ibu akan bersemu merah jika disanjung suami? Sang ayah akan membusung dada jika dipuji istri?  Begitulah yang dirasakan anak jika kita mau memujinya. Mereka makin percaya diri.  Tapi ingat pujian harus apa adanya, pujian yang terlalu biss jadi akan mnjerumuskan mereka pada perbuatn salah yang mereka anggap benar
  7. Pergaulan salah
    Ingat tombo ati yang ketiga?  Yups,  "wong kang sholeh kumpulono" begitu pula yang berlaku  pada anak kita,  jika setiap harinya mereka kumpul dengan teman yang mengajak bermain maka hanya itu yang mereka lakukan,  coba ajak anak kita menghadiri kajian (pengajian), maka otomatis mereka akan dapat teman yang mmbuat mereka sholih sholihah 
  8. Kita tidak menerima kesalahannya
    Sadari bahwa anak kita masih dalam tahap belajar,  trial by error (mencoba dari kesalahan) akan selalu mereka lakukan & kitalah yang memang harus membimbingnya.  Perlu dicamkan juga anak belum sepenuhnya faham benar & salah.  Kadang kita memakai kacamata dewasa sehingga kita langsung menjusment anak kita salah. Padahal mereka benar-benar tidak tahu yang mereka lakukan itu salah
  9. Silang pendapat sesama ortu
    Ketika kita mengmbil kebijakan atau keputusan berkaitan dengan kesalahan anak,  seringkli antara ibu & ayah berbeda.  Sang ayah dengan tegas menghukum namun sang ibu membela atau sebaliknya.  Tentu saja anak akan mencari pembela. Inilah penyebab anak manja & tidak ambil pusing dengan kesalahan yang mereka lakukn sebab mereka yakin akan ada orang yang memaafkan kesalahannya. 
  10. Omongan kita adalah doa
    Ketika kita menyaksikan keslahan atau kelakuan anak yang tidak sesuai dengan kinginan, kita langsung berkata "dasar ank bandel", "dasar calon pencuri", atai lebih halus sedikit "awas nanti kamu sakit lho ya" dan itu terjadi bukan?
    Belajarlah pada ibu Syaikh Sudais,  Imam masjidil haram.  Ketika ibunya marah bukan sumpah serapah yang dilontarkan namun sesuatu yang inspirasional. Setiap ada kelakuan Sudais kecil yang mengesalkan  ibunya cuma berkata "dasar kamu Sudais pergi sana jadi Imam Masjidil Haram" dan ternyata itu jadi kenyataan
  11. Memvonis anak nakal
    Hanya dg satu kesalahan yg dilakukan ank,  kita lagsung memberi gelar padanya.  Misalnya anak tidak mau tdur siang, kita berucap: "Dasar anak bandel" dengan seringnya anak mendengar kata tersebut,  secara tidak lagsung kita membntuk keyakinan anak bahwa dirinya memang bandel.  Dengan demikian mereka merasa tidak berguna berbuat baik,  sebab apapun yang mereka lakukan selalu saja kita mengatakn anak bandel.  Maka,  mulailah dari sekarang mengurangi gelar-gelar jelek,  yakinilah mereka berbuat salah bukan disengaja melainkn memang mereka tidak tahu
  12. Mulailah dri diri sendiri.
    "Adi,  ayo sholat" perintah Ibu pad putranya.  Sedangkan tangannya memegang remot,  mata melihat tv.  Jika demikian yang seringkli terjadi,  tentu kata-kata kita tidak pernah didengar.  Bagaimanapun harus ortu dulu yang memberi contoh setiap hari setiap saat.  Semkin sering mereka lihat ortu melakukan hal baik dihadapannya,  tanpa diperintahpun mereka akan meniru kita
  13. Mereka kurang membaca
    Hingga saat ini membaca adalah jendela ilmu.  Jadi berilah stimulus (rangsangan) agar anak suka membaca,  hadiah buku lebih berharga daripada segudang mainan.  Faktor paling penting menumbuhkan minat baca tentu saja kita sendiri yang mendahuluinya. Maaf,  kita sekarang lebih asyik baca sms teman, update status facebook,  lucu-lucuan di WA tapi lupa pada buku yang jadi sumber ilmu.  Luangkan paling tidak setengah jam sehari untuk mmbaca buku,  niscaya anak akan mengikuti
  14. Kita Selalu Membelanya
    Memang kita seringkali kejam terhadap sang anak ketika berbuat kesalahan. Sanksi-sanksi selalu kita siapkan. Namun anehnya ketika mereka bertengkar atau beda pendapat dengan kawannya kita selalu menjelek-jelekkan temannya. Benar atau salah tetap saja kita akan memarahi teman sang anak. Jika sikap demikian yang sering terjadi bisa jadi anak akan menjadi besar kepala, mereka tidak akan tahu bahwa yang mereka lakukan itu salah atau benar. Jadi meskipun terhadap anak sendiri kita harus obyektif sehingga ketika mereka berbuat salah mau tak mau kita harus membenarkan teman mereka.
  15. Akrab dengan Gadget
    Gadget di tangan anak sampai sekrang bagi saya tidak ada pentingnya sama sekali, justru keberadaan gadget mengganggu waktu bersosialisasi anak terhadap lingkungannya. Saya lebih senang melihat anak yang berlepotan tanah karena jatuh ketika bermain dengan temannya daripada badan mereka bersih karena mereka hanya memegang tablet/Smartphone seharian. Pada anak-anak kelihaian mereka mengoperasikan gadget bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan karena itu bukan kepintaran, sebab pengoperasian gadget hanya membutuhkan kebiasaan dan kejelian menekan tombol atau ikon. Jadi jauhkanlah mereka dari gadget. 
  16. Ortu lebih asyik dengan gadget
    Untuk point ini saya sangat setuju dengan iklan (entah iklan apa, saya hanya sekali melihatnya saking jarangnya melihat tv) di mana disitu diceritakan anak yang jengkel karena ortu sibuk dengan HPnya. Jadi buanglah HP atau kalau masih sayang simpan saja HP jenengan jika di hadapan sang anak, ajak mereka beriteraksi, bercerita, bergurau, atau apalah agar mereka merasakan kehadiran ortu sangat berarti bagi kehidupan mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar