Dimuat di Radar
Mojokerto Minggu, 26 Januari 2014
Oleh: Abdul
Haris
Di sela-sela
kesibukan yang semakin menyita waktu kita, menyeruduk kasar dentingan jam
sehingga menghabiskan kesempatan kita untuk sekedar merenung dan menikmati
kedamaian hidup terdengar sayup-sayup sampai ketukan ritmis dari lima alat
musik yang terbuat dari kayu dan kulit lembu.
Suara
sayup-sayup itu perlahan menohok kesadaran kita ternyata masih ada di jaman
yang penuh selimut maksiat ini dengan berbagai alat musik yang begitu memesona
suatu alat yang kuno tapi masih punya ribuan penggemar.
Sadarlah kita
musik ini tidak bisa dipandang remeh. Apalagi jika Anda masih mau menyempatkan
waktu untuk mendatangi penampilan Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dengan
suara emasnya. Tak mungkin Anda tidak terbelalak
menyaksikan betapa ribuan manusia dengan baju, songkok, dan sarung putih tumpah
ruah memadati area yang telah disediakan. Lebih kerennya lagi mereka tidak
hanya sekedar datang tapi larut dalam lantunan shalawat dan tergabung dalam
fans club Syekher Mania, tak
kalah menterengnya dengan slankers (penggemar band Slank), ataupun Sonetamania
(penikmat lagu Soneta group).
Tak peduli dengan lalu lalang
kendaraan roda dua bahkan roda duabelas. Tak hirau akan guntur membahana di
singgasana langit dengan ribuan titik air yang berkejaran turun membasahi tubuh.
Mereka terus memunajatkan doa shalawat. Membuat merinding karena dengungan
suara itu bagai air bah yang siap merobohkan kokohnya kesombongan kita.
Begitulah, hadirnya
musik rebana banjari kini telah mulai menelusup ke setiap pori-pori tubuh kita.
Suka atau tidak setiap hari telinga kita harus terbiasa mendengarkan berbagai
variasi ketukan rebana. Ada yang murni dengan hanya lima alat musik saja dan itu
sudah cukup membuat syahdu. Ada yang ditingkahi berbagai alat musik modern dan
rebana banjari tetap menjadi bumbu penyedapnya.
Sejarah Rebana Banjari
Kita mungkin
telah berkali-kali menyaksikan penampilan rebana banjari di berbagai even,
festival, atau hajatan nikah, khitan dan lain sebagainya. Tapi saya yakin masih
banyak yang kurang memahami sebenarnya berasal darimanakah banjari itu?
Rebana banjari
merupakan salah satu dari jenis pukulan hadrah yang pertama kali diperkenalkan
oleh sufi besar dari Konya, Turki, Jalaluddin er-Rumi. Hadrah digunakan oleh
Jalaluddin sebagai salah satu media untuk mengagungkan asma Allah SWT. dan
manifestasi kecintaan terhadap Rasulullah SAW.
Sebagaimana
diketahui agama Islam yang tersebar di Indonesia adalah bercorak Sufi, maka tak
ayal seni hadrah mengikutinya. Di Indonesia hadrah mempunyai corak
masing-masing sesuai daerahnya. Ada hadrah madura, hadrah basaudan, hadrah
langitan, hadrah ishari dan tak ketinggalan hadrah banjari.
Seni terbang
banjari adalah sebuah seni khas islami yang berasal dari Kalimantan. Tentu ini
masih ada keterkaitan dengan penyebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga di
Jawa. Hadrah banjari merupakan jenis
musik rebana yang berasal dari Timur Tengah yang mengalami penyesuaian dengan
berbagai alat tradisional dan modern di Indonesia. Kini tak usah heran jika
Anda menyaksikan pertunjukan yang didasari banjari ditambah alat musik seperti
jidor, gamelan, atau bahkan dikombinasikan dengan alat modern seperti keyboard,
drum, gitar dan sebagainya.
Keunikan musik rebana termasuk banjari adalah
hanya terdapat satu alat musik yaitu rebana yang dimainkan dengan cara dipukul
secara langsung oleh tangan pemain tanpa menggunakan alat pemukul. Musik ini
dapat dimainkan oleh siapapun untuk mengiringi nyanyian dzikir atau sholawat
yang bertemakan pesan-pesan agama dan juga pesan-pesan sosial budaya. Umumnya
menggunakan bahasa Arab, tapi belakangan banyak yang mengadopsi bahasa lokal
untuk kesenian ini.
Dengan komposisi satu rebana Bass dan empat
rebana terbang, Banjari mempunyai keunikan yang sederhana yaitu pada saat
memainkannya, dimana setiap pukulan pemain yang satu berbeda dengan pukulan
pemain yang lain namun saling melengkapi sehingga menjadi suara yang harmonis.
Pukulan inipun bisa dibagi menjadi dua macam yakni Pukulan Nikahiatau
kadang disebut dengan pukulan lanangan dan Pukulan Nganaki atau
pukulan wedokan. Karena berbagai daerah punya kreatifitas sendiri maka
semakin banyak variasi pukulan banjari. Hasilnya semakin rancak dan dinamis.
Perkembangan
Banjari
Banjari, bisa dibilang paling konsisten dan
paling banyak diminati oleh kalangan santri pondok pesantren menjalar ke
sekolah-sekolah berlabel Islam, bahkan saat ini di beberapa kampus mulai ikut
menyemarakkan jenis musik ini. Dari sekedar pukulan empat rebana dan satu
rebana bass kini dikawinkan dengan harmonis dengan berbagai jenis alat musik
baik tradisional maupun modern.
Semakin banyak pula lagu-lagu yang bisa
dimainkan dan diselaraskan dengannya. Yang lebih membanggakan kawula muda
sekarang sudah tidak malu-malu lagi jika menjadi salah satu fans group sholawat
banjari karena memang lagu-lagu yang dilantunkan begitu menyentuh kalbu. Bahkan
kadang sukses membuat airmata pendengar mengalir karena teringat akan dosa.
Di Mojokerto sendiri banyak bermunculan
berbagai macam group sholawat banjari mulai dari tingkat TPQ/Madin sampai
instansi-instansi pemerintah tak ragu lagi merogoh kocek membiayai kemunculan
group sholawat banjari. Sekolahpun tak ketinggalan ekstra sholawat banjari
menjadi ekstra favorit seperti yang terjadi di sekolah saya kemarin (MI. MTs.
MA. Al-Musthofa Canggu) resmi diluncurkan group sholawat banjari bersamaan
dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dan, saya yakin group ini bukanlah
satun-satunya group banjari yang ada di sekolah. Banyak bertebaran di berbagai
sekolahan group banjari yang begitu memesona penampilan mereka. Ini terlihat
jika ada festival yang diadakan di manapun peserta dari Mojokerto saling
bersaing untuk menjadi penampil yang terbaik.
Renungan
Di tengah kepungan
jaman yang serba konsumtif dan permisif seperti sekarang ini, kabar yang saya
sampaikan di atas merupakan kabar yang menggembirakan sekaligus melegakan.
Betapa tidak kebanyakan lagu zaman sekarang lebih meninabobokan pemuda untuk
cenderung berbuat maksiat, hura-hura.
Ketika mereka
hadir melihat pertunjukan musik tak bisa terhindarkan gesekan antar penonton
yang berujung dengan perkelahian bahkan ada yang sampai melayangnya nyawa.
Bukankah ini perlu menjadi keprihatinan kita.
Maka marilah
kita sambut kehadiran kembali musik tradisional yang sempat dipandang sebelah
mata ini. Jadikan keterampilan bermain musik banjari menjadi kebanggaan negeri.
Tidak ada ruginya menggemari musik banjari. Yang ada kenyamanan hati,
kenikmatan surgawi mengalahkan kenikmatan duniawi. Hidup di dunia ini apalagi
kalau bukan kenyaman hati dan kenikmatan iman yang ingin kita cecap.
Abdul Haris
Pengajar di
MTs.MA. Al-Musthofa Canggu
Pimpinan Group
Sholawat Banjari & Modern “Al-Musthofa”
Telah
meluncurkan 2 album sholawat bertajuk
“Ya Robbana”
& “Qod Asyroqo”
Tinggal di PMB Blok CH-07 Canggu Jetis
jadi,rebana harus dilestarikan ngeh pak?
BalasHapusnama:nur bagus lu'lu
kelas :9D
absen :19
#paijo9D
Sebaiknya musik al-banjari harus kita lestarikan dan kita amalkan kepada para pemuda-pemudi. Sehingga mereka meninggalkan lagu-lagu yang tidak mengandung manfaat bagi diri mereka.Dan menjadikan mereka lebih cinta terhadap lagu-lagu shalawat.
BalasHapusSemoga kelestarian musik al-banjari senantiasa terjaga sampai akhir zaman. SOLLUALAN NABI MUHAMMMMMMMMAD. . . . .
Sebaiknya musik al-banjari harus kita lestarikan dan kita amalkan kepada para pemuda-pemudi. Sehingga mereka meninggalkan lagu-lagu yang tidak mengandung manfaat bagi diri mereka.Dan menjadikan mereka lebih cinta terhadap lagu-lagu shalawat.
BalasHapusSemoga kelestarian musik al-banjari senantiasa terjaga sampai akhir zaman. SOLLUALAN NABI MUHAMMMMMMMMAD. . . . .
NAMA : ILHAM ARDIANSYAH
KELAS :IX C
ABSEN :12
musik banjari ini memamg harus kita lestarikan dan dikembangkan, karena musik sekarang banyak macam genrenya, agar musik banjari ini tidak kalah menarik dan enak
BalasHapusNama : Anwar Rahman Yusuf Abdillah
Kelas : IX D
NO Absen : 02
sholawatan al-banjari harus slalu terkenang dan selalu di lestarikan agar anak-anak remaja tidak mengoleksi lagu jaman sekarang karena banyak lagu sekarang yang bahasanya tidak patut di tirukan syairnya.. lbih baig lgu sholawatan yang didengarkan karna banyak sejarahnya
BalasHapusNAMA: septa nur tilawati f
klaz: X1 ips
sipppp ,,,,, banjari memang harus di lestarikan
BalasHapusbenar pak sholawat banjari harus dilestarikan. karena sholawat banjari adalah pujian bagi rasulullah. agar kta mendapat syafa'atNYA kelak di akhirat.
BalasHapusfirman.M (xi ipa)
Dan semoga selalu berjaya sampai seterusnya
BalasHapus