Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Kamis, 06 Februari 2014

Rebana Banjari dalam Kepungan Zaman



Dimuat di Radar Mojokerto Minggu, 26 Januari 2014
Oleh: Abdul Haris

Di sela-sela kesibukan yang semakin menyita waktu kita, menyeruduk kasar dentingan jam sehingga menghabiskan kesempatan kita untuk sekedar merenung dan menikmati kedamaian hidup terdengar sayup-sayup sampai ketukan ritmis dari lima alat musik yang terbuat dari kayu dan kulit lembu.
Suara sayup-sayup itu perlahan menohok kesadaran kita ternyata masih ada di jaman yang penuh selimut maksiat ini dengan berbagai alat musik yang begitu memesona suatu alat yang kuno tapi masih punya ribuan penggemar.
Sadarlah kita musik ini tidak bisa dipandang remeh. Apalagi jika Anda masih mau menyempatkan waktu untuk mendatangi penampilan Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dengan suara emasnya. Tak mungkin Anda tidak terbelalak menyaksikan betapa ribuan manusia dengan baju, songkok, dan sarung putih tumpah ruah memadati area yang telah disediakan. Lebih kerennya lagi mereka tidak hanya sekedar datang tapi larut dalam lantunan shalawat dan tergabung dalam fans club Syekher Mania, tak kalah menterengnya dengan slankers (penggemar band Slank), ataupun Sonetamania (penikmat lagu Soneta group).
Tak peduli dengan lalu lalang kendaraan roda dua bahkan roda duabelas. Tak hirau akan guntur membahana di singgasana langit dengan ribuan titik air yang berkejaran turun membasahi tubuh. Mereka terus memunajatkan doa shalawat. Membuat merinding karena dengungan suara itu bagai air bah yang siap merobohkan kokohnya kesombongan kita.
Begitulah, hadirnya musik rebana banjari kini telah mulai menelusup ke setiap pori-pori tubuh kita. Suka atau tidak setiap hari telinga kita harus terbiasa mendengarkan berbagai variasi ketukan rebana. Ada yang murni dengan hanya lima alat musik saja dan itu sudah cukup membuat syahdu. Ada yang ditingkahi berbagai alat musik modern dan rebana banjari tetap menjadi bumbu penyedapnya.

Sejarah Rebana Banjari
Kita mungkin telah berkali-kali menyaksikan penampilan rebana banjari di berbagai even, festival, atau hajatan nikah, khitan dan lain sebagainya. Tapi saya yakin masih banyak yang kurang memahami sebenarnya berasal darimanakah banjari itu?
Rebana banjari merupakan salah satu dari jenis pukulan hadrah yang pertama kali diperkenalkan oleh sufi besar dari Konya, Turki, Jalaluddin er-Rumi. Hadrah digunakan oleh Jalaluddin sebagai salah satu media untuk mengagungkan asma Allah SWT. dan manifestasi kecintaan terhadap Rasulullah SAW.
Sebagaimana diketahui agama Islam yang tersebar di Indonesia adalah bercorak Sufi, maka tak ayal seni hadrah mengikutinya. Di Indonesia hadrah mempunyai corak masing-masing sesuai daerahnya. Ada hadrah madura, hadrah basaudan, hadrah langitan, hadrah ishari dan tak ketinggalan hadrah banjari.
Seni terbang banjari adalah sebuah seni khas islami yang berasal dari Kalimantan. Tentu ini masih ada keterkaitan dengan penyebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga di Jawa. Hadrah banjari  merupakan jenis musik rebana yang berasal dari Timur Tengah yang mengalami penyesuaian dengan berbagai alat tradisional dan modern di Indonesia. Kini tak usah heran jika Anda menyaksikan pertunjukan yang didasari banjari ditambah alat musik seperti jidor, gamelan, atau bahkan dikombinasikan dengan alat modern seperti keyboard, drum, gitar dan sebagainya.
Keunikan musik rebana termasuk banjari adalah hanya terdapat satu alat musik yaitu rebana yang dimainkan dengan cara dipukul secara langsung oleh tangan pemain tanpa menggunakan alat pemukul. Musik ini dapat dimainkan oleh siapapun untuk mengiringi nyanyian dzikir atau sholawat yang bertemakan pesan-pesan agama dan juga pesan-pesan sosial budaya. Umumnya menggunakan bahasa Arab, tapi belakangan banyak yang mengadopsi bahasa lokal untuk kesenian ini.
Dengan komposisi satu rebana Bass dan empat rebana terbang, Banjari mempunyai keunikan yang sederhana yaitu pada saat memainkannya, dimana setiap pukulan pemain yang satu berbeda dengan pukulan pemain yang lain namun saling melengkapi sehingga menjadi suara yang harmonis. Pukulan inipun bisa dibagi menjadi dua macam yakni Pukulan Nikahiatau kadang disebut dengan pukulan lanangan dan Pukulan Nganaki atau pukulan wedokan. Karena berbagai daerah punya kreatifitas sendiri maka semakin banyak variasi pukulan banjari. Hasilnya semakin rancak dan dinamis.

Perkembangan Banjari
Banjari, bisa dibilang paling konsisten dan paling banyak diminati oleh kalangan santri pondok pesantren menjalar ke sekolah-sekolah berlabel Islam, bahkan saat ini di beberapa kampus mulai ikut menyemarakkan jenis musik ini. Dari sekedar pukulan empat rebana dan satu rebana bass kini dikawinkan dengan harmonis dengan berbagai jenis alat musik baik tradisional maupun modern.
Semakin banyak pula lagu-lagu yang bisa dimainkan dan diselaraskan dengannya. Yang lebih membanggakan kawula muda sekarang sudah tidak malu-malu lagi jika menjadi salah satu fans group sholawat banjari karena memang lagu-lagu yang dilantunkan begitu menyentuh kalbu. Bahkan kadang sukses membuat airmata pendengar mengalir karena teringat akan dosa.
Di Mojokerto sendiri banyak bermunculan berbagai macam group sholawat banjari mulai dari tingkat TPQ/Madin sampai instansi-instansi pemerintah tak ragu lagi merogoh kocek membiayai kemunculan group sholawat banjari. Sekolahpun tak ketinggalan ekstra sholawat banjari menjadi ekstra favorit seperti yang terjadi di sekolah saya kemarin (MI. MTs. MA. Al-Musthofa Canggu) resmi diluncurkan group sholawat banjari bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dan, saya yakin group ini bukanlah satun-satunya group banjari yang ada di sekolah. Banyak bertebaran di berbagai sekolahan group banjari yang begitu memesona penampilan mereka. Ini terlihat jika ada festival yang diadakan di manapun peserta dari Mojokerto saling bersaing untuk menjadi penampil yang terbaik.

Renungan
Di tengah kepungan jaman yang serba konsumtif dan permisif seperti sekarang ini, kabar yang saya sampaikan di atas merupakan kabar yang menggembirakan sekaligus melegakan. Betapa tidak kebanyakan lagu zaman sekarang lebih meninabobokan pemuda untuk cenderung berbuat maksiat, hura-hura.
Ketika mereka hadir melihat pertunjukan musik tak bisa terhindarkan gesekan antar penonton yang berujung dengan perkelahian bahkan ada yang sampai melayangnya nyawa. Bukankah ini perlu menjadi keprihatinan kita.
Maka marilah kita sambut kehadiran kembali musik tradisional yang sempat dipandang sebelah mata ini. Jadikan keterampilan bermain musik banjari menjadi kebanggaan negeri. Tidak ada ruginya menggemari musik banjari. Yang ada kenyamanan hati, kenikmatan surgawi mengalahkan kenikmatan duniawi. Hidup di dunia ini apalagi kalau bukan kenyaman hati dan kenikmatan iman yang ingin kita cecap.


Abdul Haris
Pengajar di MTs.MA. Al-Musthofa Canggu
Pimpinan Group Sholawat Banjari & Modern “Al-Musthofa”
Telah meluncurkan 2 album sholawat bertajuk
“Ya Robbana” & “Qod Asyroqo” 
Tinggal di PMB Blok CH-07 Canggu Jetis

8 komentar:

  1. jadi,rebana harus dilestarikan ngeh pak?

    nama:nur bagus lu'lu
    kelas :9D
    absen :19
    #paijo9D

    BalasHapus
  2. Sebaiknya musik al-banjari harus kita lestarikan dan kita amalkan kepada para pemuda-pemudi. Sehingga mereka meninggalkan lagu-lagu yang tidak mengandung manfaat bagi diri mereka.Dan menjadikan mereka lebih cinta terhadap lagu-lagu shalawat.
    Semoga kelestarian musik al-banjari senantiasa terjaga sampai akhir zaman. SOLLUALAN NABI MUHAMMMMMMMMAD. . . . .

    BalasHapus
  3. Sebaiknya musik al-banjari harus kita lestarikan dan kita amalkan kepada para pemuda-pemudi. Sehingga mereka meninggalkan lagu-lagu yang tidak mengandung manfaat bagi diri mereka.Dan menjadikan mereka lebih cinta terhadap lagu-lagu shalawat.
    Semoga kelestarian musik al-banjari senantiasa terjaga sampai akhir zaman. SOLLUALAN NABI MUHAMMMMMMMMAD. . . . .


    NAMA : ILHAM ARDIANSYAH
    KELAS :IX C
    ABSEN :12

    BalasHapus
  4. musik banjari ini memamg harus kita lestarikan dan dikembangkan, karena musik sekarang banyak macam genrenya, agar musik banjari ini tidak kalah menarik dan enak

    Nama : Anwar Rahman Yusuf Abdillah
    Kelas : IX D
    NO Absen : 02

    BalasHapus
  5. sholawatan al-banjari harus slalu terkenang dan selalu di lestarikan agar anak-anak remaja tidak mengoleksi lagu jaman sekarang karena banyak lagu sekarang yang bahasanya tidak patut di tirukan syairnya.. lbih baig lgu sholawatan yang didengarkan karna banyak sejarahnya


    NAMA: septa nur tilawati f
    klaz: X1 ips

    BalasHapus
  6. sipppp ,,,,, banjari memang harus di lestarikan

    BalasHapus
  7. benar pak sholawat banjari harus dilestarikan. karena sholawat banjari adalah pujian bagi rasulullah. agar kta mendapat syafa'atNYA kelak di akhirat.

    firman.M (xi ipa)

    BalasHapus
  8. Dan semoga selalu berjaya sampai seterusnya

    BalasHapus