Kamis, 01 September 2011
Hari Raya Awal Syawal yang Membingungkan
Hari raya tahun ini telah merubah keyakinan saya beberapa tahun yang lalu. Dulu, tanpa reserve saya akan langsung mengikuti keputusan PP. Muhammadiyah dalam mengawali puasa Ramadhan dan Idul fitri. Namun pada tahun ini kebetulan saya melihat sidang itsbat di Kemenag yang ditayangkan TV One dan Metro TV. Ternyata disitu semua perwakilan Ormas menyatakan bahwa Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011. Hanya Muhammadiyah yang berbeda.
Hati saya jadi bimbang ternyata argumen yang dikemukakan oleh mereka begitu meyakinkan. sedangkan perwakilan Muhammadiyah hanya memberikan informasi yang sepele. Jatuhlah keyakinan saya, maka saya berketetapan besok akan tetap puasa. biarlah saya berubah, toh kalau berubah inilah yang terbaik menurut saya.
Namun saya jadi bimbang ketika malam Kamis ba'da Maghrib saya berkeliling untuk sungkeman dengan istri dan dua anak kembar saya, ketika melihat bulan di atas langit barat sudah begitu besar. dalam hati saya tak mungkin kalau ini malam kedua tapi sabit yang terbentuk begitu tebal.
Teringatlah metode saya yang paling sederhana yang pernah diajarkan oleh ibu saya.
"Ris, kalau bulan masih berbentuk sabit itu bisa dilihat tanggal berapa, lho," kata Ibu saya waktu itu.
"Dengan apa, Bu?"
"Pakai saja kain yang agak jarang rajutannya, terawang dengan mata telanjang, lihatlah bulan akan kelihatan saling bertumpuk sesuai dengan tanggal keberapa malam itu."
Dan ternyata benar, ketika malam itu saya meminjam jilbab istri saya untuk menerawang, ternyata bulan sudah menumpuk tiga, padahal mestinya kan masih dua? Artinya hari raya idul fitri yang paling benar ( benar menurut saya) adalah hari Selasa bukannya hari Rabu.
Pantas saja Indonesia di sorot oleh berbagai negara karena telah mengambil keputusan yang berbeda dengan negara Islam lainnya. padahal Anda tahu bukan, Indonesia adalah Umat Islam terbesar di dunia. SUNGGUH MEMALUKAN!
Hem, ternyata perubahan yang saya ambil tidak artinya untuk kali ini.
NB:
Kalau tidak percaya silakan gunakan metode saya ini pada saat bulan sabit tanggal tua, berapa jumlah tumpukan bulan nanti yang benar. Kalau sabit sudah menginjak hari ke-7 agak sulit mempraktekkan metode ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Begitulah Indonesia maunya berbeda tetap salah kaprah. eh ya metodenya mau saya tiru ah
BalasHapusSalah satu perusak amal shaleh adalah "Istighalu bi uyubil khalqi" yaitu sibuk mencari kesalahan orang lain, termasuk pemerintah, sekecil apapun kesalahan pemerintah langsung saja diekspos besar besaran, lebay, dan dihubung2kan dengan apa yang dia perjuangkan
BalasHapusInsya Allah bukan saya saja yang menyalahkan pemerintah, saya hanya salah satunya. Saya hanya kesal kenapa kebenaran tidak diterima meskipun dari orang yang berseberangan dengan kita
BalasHapushari raya lambang kemenangan
BalasHapusheri kurniawan 9b