Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Jumat, 25 November 2016

PINTER TAPI GAK LULUS

Saat sambutan dalam haul ke-3 Pengasuh Pesantren Luhur Malang, Prof DR KH Ahmad Muhdlor, di Pesantren Luhur Malang, Minggu, (6/11/2016), DR KH Imam Muslimin cerita tentang guru yang biasa disapanya Pak Haji tersebut. ’’Pak Haji ini termasuk guru sufi. Beliau sangat mengutamakan pendidikan karakter,’’ tuturnya.


Karakter sangat penting karena inilah yang mendominasi perilaku. ’’Yang korupsi itu bukan orang bodoh. Mereka orang-orang pinter. Profesor doktor. Tapi karakternya rusak. Ini salah satu kegagalan pendidikan kita,’’ tuturnya.


Makanya Abah Muhdlor tidak mau sekedar punya santri pinter. ’’Pak Haji ingin santri dan mahasiswanya menguasai tasawuf. Wilayah kerja tasawuf ini adalah menundukkan ego dan nafsu yang ada di hati,’’ jelasnya.


Selama belum bisa menundukkan nafsu, seorang santri belum bisa disebut berhasil. Makanya di pesantren, khidmah pada kiai didahulukan dari pada ngaji. Sebab untuk mau berkhidmah, santri harus menundukkan egonya. Contoh kecilnya adalah mencium tangan putra kiai yang usianya lebih muda. Jika ego masih berbicara, pasti tak akan mau. Padahal di taklimul mutaalim disebutkan bahwa salah satu tanda menghormati ilmu adalah menghormati keluarganya guru.


’’Pak Haji tidak ingin punya mahasiswa atau santri yang sombong karena kepintarannya. Makanya dibanting dulu. Dihancurkan dulu harga dirinya (agar tidak muncul ujubnya),’’ jelasnya.


Jika hati sudah bersih, maka ilmu dan kepintaran akan datang dengan sendirinya. ’’ Ilmu itu cahaya. Hati yang bersih juga memancarkan cahaya. Cahaya lebih mudah bersatu dengan cahaya,’’ jelasnya.


Kiai Imam cerita, dia  pernah ikut mata kuliah balaghoh yang diampu Kiai Muhdlor. Kelas itu diikuti 25 mahasiswa. Diantara mahasiswanya ada KH Marzuki Mustamar.  ’’Sejak dulu Kiai Marzuki itu pinter. Kiai Muhdlor mengakui Kiai Marzuki pinter, tapi tidak lulus,’’ tuturnya.


Dari 25 mahasiswa itu, yang lulus hanya dua orang. ’’Saya termasuk dua orang yang lulus,’’ kata Imam.
Padahal saat ujian, Imam tidak menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan. ’’Di lembar jawaban saya tulis ayat kursi, Yasin, tahlil, manakib. Pokoknya semua yang saya hafal,’’ terangnya.

Tahu dia lulus padahal menjawab tidak sesuai pertanyaan, teman-temannya protes. ’’Pak Haji jawab enteng. Dilembar jawaban ada tulisan ayat kursi, siapa yang berani mengatakan ayat kursi itu salah?’’ ucap Imam menirukan jawaban Kiai Muhdlor yang membuat para mahasiswa klakep.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar