Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Jumat, 05 Agustus 2011

Mengoreksi Diri

Tahun-demi tahun telah kita lewati, tentunya telah banyak yang telah kita lakukan, entah itu berupa kebaikan maupun kejelekan.
Nah, demi menyambut bulan suci Ramadhan alangkah lebih baiknya kita perlu mengoreksi diri, sudah siapkah kita menghadapi bulan Ramadhan agar hati ini lebih baik lagi. Caranya bisa lewat muhasabah baik menyangkut diri sendiri maupun orang lain. Bagaimanakah cara melakukannya? Coba ikuti uraian berikut:
a) Perlu orang ketiga
Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk tidak mengakui kesalahannya. Atau paling tidak mencari kambing hitam agar kesalahan tidak nampak besar. Hal ini tentu menyulitkan diri kita jika ingin memperbaiki diri.
Untuk itulah kita memerlukan orang lain sebagai pengontrol sehingga kita tahu kekhilafan apa yang telah kita lakukan. Kritik merupakan obat yang paling mujarab agar kita tidak berkubang pada kesalahan.
b) Ditemani kertas
Bisa jadi kertas merupakan sarana yang efektif kalau tidak ada orang lain yang menjadi pengontrol. Dikertas ini tulislah sejumlah kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan. Sehingga kertas tersebut bisa menjadi acuan apakah langkah kita telah sesuai dengan rencana.
c) Muhasabah Pribadi
Kritik diri sendiri bisa juga kita lakukan secara berkala. Waktu malam adalah waktu yang sangat tepat kita gunakan untuk mengetahui apakah langkah-langkah yang telah kita lakukan siang tadi telah sesuai dengan yang kita inginkan.
d) Rentang Waktu
Maksudnya secara berkala kita lakukan koreksi diri kita baik secara harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan.
Dalam satu hari kita luangkan waktu bagi diri kita sendiri mengingat-ingat apa yang telah lakukan selama ini. Kita daftar secara obyektif segala kegiatan yang telah dilakukan. Hal ini merupakan langkah yang sangat efektif sehingga langkah selanjutnya bisa kita jadikan lebih baik.

Ke empat jenis koreksi diri di atas hanya merupakan teori saja. Karena bagaimanapun jika teori di atas tidak lakukan maka keinginan untuk melangkah ke arah yang lebih baik bisa dikatakan hal sangat sulit atau bisa jadi mustahil.
Untuk menguji diri Anda sendiri bisa dicoba dengan melakukan materi kegiatan yang mungkin ringan semisal membaca do’a harian. Kita coba untuk membiasakan do’a harian tersebut setelah seminggu kita koreksi apakah hal tersebut telah rutin kita lakukan.
Nah jika sudah, kita masukkan materi tambahan yang agak berat, menahan marah misalnya. Seringkali kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita adalah orang yang sangat emosional. Dengan langkah muhasabah ini sedikit-demi sedikit kita mencoba menahan amarah yang meledak-ledak.
Dengan mencoba berbagai kegiatan muhasabah di atas, insya Allah ketika kita menyambut Hari Raya Idul Fitri tidak hanya senyuman yang kita dapat melainkan pahala yang tentu berlipat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar