Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Sabtu, 20 Agustus 2011

Mengapa Jadi Begini Sampeyan, Kang Abik?



Judul        : Cinta Suci Zahrana
Penerbit    : Ihwah Publishing House
Penulis      : Habiburrahman El Shirazy
Kategori    : Novel Roman Dewasa
Tebal        : 284 Halaman

Dalam satu hari tuntas sudah saya baca buku ini. Bukan untuk menyombongkan diri tapi ini untuk menunjukkan kekecewaan saya karena dengan harga yang mahal menurut kantong saya sebagai guru, membuat hati kian miris ternyata Indonesia belum juga bisa beranjak dari keterpurukan ekonomi. Yang ada malah membuat saya tergencet memikirkan asap dapur agar tetap mengepul. Sehingga untuk membeli novel ini saya harus menyisihkan sebagian gaji ceperan. Ah, Indonesia.
Tapi, sudahlah kenapa saya mesti meratapi diri. Toh saya sudah cukup terhibur dengan untaian kalimat Kang Abik dalam buku ini. Meskipun terus terang saja saya tidak bisa mendapatkan sesuatu sebagaimana ketika saya menyelesaikan Ketika Cinta Bertasbih jilid 2 yang sampai saya menangis karenanya.
Entahlah menurut saya novel ini novel yang biasa saja tidak berbeda sama sekali dengan novel pengekor Kang Abik. Apalagi endingnya fuh, saya merasa biasa banget dan tidak masuk akal.
Meskipun saya tahu Ibu Hasan melamar Zahrana salah satu alasannya adalah dia juga menikah usia tua, tapi saya tetap saja penasaran dengan sikap Hasan kenapa dia sampai memilih Zahrana. Sedangkan di tengah-tengah novel tak sekalipun ditampilkan bagaimana konflik batin Hasan terhadap Zahrana, dosen pembimbingnya.
Begitu pula kematian Rahmad, - yang  sempat menjadi cover Launching novel ini tapi bukan menjual kerupuk melainkan buku – sangat tidak mengejutkan saya.
Tapi, bagaimanapun novel ini masih layak saya beri acungan jempol karena begitu banyak referensi yang dipakai Kang Abik untuk melengkapinya. Sungguh saya tetap kagum pada Kang Abik sebab di tengah kesibukannya ternyata masih belum juga dia capek untuk memperkaya novelnya sehingga menjadi sempurna.
Namun, Kang Abik, maaf beribu maaf, saya tidak akan menonton film adaptasi novel ini. Saya tidak mau merusak imajinasi saya yang sudah tertancap bahwa Zahrana begini, Hasan begitu, Lina begini begitu. Sebab saya tak mau kecewa lagi ketika dengan antusiasnya saya melihat film KCB ternyata tokoh-tokohnya cuma begitu. Dan itu telah merusak apa yang selama ini saya bayangkan.
Selain itu Kang Abik itu juga ungkapan kekecewaan saya karena saya anggap sampeyan terlalu serakah menjalani profesi bermacam-macam saya anggap sampeyan sudah agak melenceng dari tujuan awal sebagai orang yang mau berkhotbah tanpa menggurui. Ini pula yang melandasi sehingga saya melarang istri untuk melihat sinetron Dari Sujud ke Sujud. Terlalu klise ceritanya. Maaf Kang Abik. Saya tetap menanti karya sampeyan yang lain koq. 
Ketika saya browsing tempat-tempat yang dijadikan setting novel ini teryata inilah hasilnya. dengan catatan semoga Kang Abik membuat setting ini karena benar-benar pernah ke sana bukan hanya dari gambar atau internet. 
Cover awal yang di ganti
Spiral Tower Barcelona, karya Zaha Hadid


 
Gasometer City, karya Jean Nouvel

 Capital International Airport Beijing
Tsinghua University


2 komentar: