Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Jumat, 21 Mei 2010

SURAT CINTA INDAH

Lakardowo, 03 Nopember 2003


Kepada
Sang Penakluk
Batu Karang
Di –
 Peraduan

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكاَتُةُ
Duhai...dimana titik dan koma akan kuletakkan? Untuk megungkapkan betapa engkau telah meluluh lantakkan keyakinan yang telah berdiri teguh selama 23 tahun.
 Engkau hancur leburkan, berkeping-keping jadinya dengan kesombongan, kau merendahkan aku menjadi alas kaki, berguna! Tapi tiada punya harga diri.
 Duhai…dimanakah kumulai keluh kesah ini? mengungkapkan segala isi hati, meratapi diri, tiada peduli engkau lukai perasaan yang selama ini menebal hilang rasa, berdarah tak berperi kau tertawa menyeringai, mencibir dengan benci. Tak sadarkah engkau akulah salah satu penyumbang bentuk diri.
 Wahai… kemanakah akan berakhir? pengembaraanmu memuaskan gejolak darah muda dengan mengorbankan kesantunan kepada sang Kholiq tiada acuh terabaikan kau buang keselokan tiada peduli sangkaan orang. Tak perbaiki diri malah semakin menjadi-jadi merusak citra diri.
 Aduh…dengan apakah akan kubangun? keping-keping karang yang telah menjadi kerikil tajam menusuk aqli! Tak berkesudahan engkaupun lari dikala ku mencoba membuat bening apa yang telah ku keruhkan. Padahal engkau ingin mencuci hati dari kotoran yang selama ini kusebarkan.
 Lalu bila engkau selalu menghindar dari apa yang telah merundungmu. Kapankah semua bisa terselesaikan bila kita tak pernah bertemu untuk mencari jalan keluar. Marilah kini kita coba untuk membahas semua masalah. Bagaimanapun awalnya memang semua dari aku, tapi kinipun masalah telah menjadi masalah kita bersama bahkan telah menjadi masalah orang tuamu dan orang tuaku.

وَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكاَتُةُ

(karang yang roboh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar