Selamat datang!! Silakan Anda mengutip semua artikel yang ada di kami tapi Anda harus menyertakan saya sebagai penulisnya

Jumat, 05 Agustus 2011

Benarkah Kita Telah Ber”Qur’an”

Masyarakat Islam Indonesia sangat menghormati kitab al-Qur’an, sehingga apabila ada orang yang menghina terhadapnya mereka sangat marah dan berusaha mati-matian untuk membela al-Qur’an. Sebagaimana pernah terjadi pada masa G. 30 S/PKI. Apakah ini yang dinamakan masyarakat berqur’an?
Masyarakat berqur’an selalu menghiasi diri dengan al-Qur’an. Di mana saja berada, ke mana saja pergi dan bagaimanapun keadaannya al-Qur’an selalu bersamanya. Maksudnya tiada hari tanpa membaca al-Qur’an, tiada ucapan maupun perbuatan kecuali telah sesuai dengan al-Qur’an.
Mari menegok masyarakat sekeliling kita. Berapa banyak umat Islam yang ada? Dari sekian banyak umat Islam yang ada, berapa persen yang bisa membaca al-Qur’an dengan benar? Berapa persen yang mampu memahami isi kandungan al-Qur’an? Dan pertanyaan yang mendasar adalah Berapa persen yang telah mengamalkan ajaran al-Qur’an? Tentunya…………(tidak perlu saya jawab Anda pasti sudah mengetahuinya bukan?)
Firman Allah :
Artinya: Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku(al-Qur’an), maka baginya kehidupan yang sempit dan kami akan mengumpulkannya pada hari qiamat dalam keadaan buta. (Q.S. Thoha:124)
Kehidupan yang sempit maksudnya hidup selalu dalam kekurangan meskipun telah memiliki milyaran rupiah, tidak memiliki sifat qona’ah dan tidak pernah bersyukur terhadap karunia Allah Swt.
Umat Islam Indonesia pada umumnya baru pada taraf menghormati al-Qur’an, tetapi belum mencintai al-Qur’an, karena rata-rata al-Qur’an belum bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka sangat bangga apabila di dalam rumahnya telah tersimpan kitab al-Qur’an meskipun tidak pernah dibaca apalagi diamalkan. Kitab al-Qur’an mereka taruh di tempat terhormat dibersihkan setiap hari dan diberinya minyak wangi bila perlu, hal ini dilakukan mengingat al-Qur’an adalah kalam ilahi.
Penghormatan mereka terhadap al-Qur’an layaknya seorang Kepala Desa menerima surat dari Presiden. Di dalam surat itu tertulis “Saudara Kepala Desa tolong carikan tanah di desa Anda seluas 2 hektar untuk bangunan gedung sekolah.” Surat itu ditaruhnya di tempat yang tinggi, diberi minyak wangi dan diciumnya setiap pagi.
Pada suatu hari Presiden datang kepada Kepala Desa seraya berta-nya:”Saudara Kepala Desa, Apakah anda telah menerima surat saya?” Kepala Desa menjawab, “Sudah Bapak Presiden, surat Bapak saya taruh di tempat yang tinggi, saya beri minyak wangi, dan saya cium setiap hari.”
Presiden berkata,”Baik Kepala Desa, memang Anda Kepala Desa yang baik dan sangat hormat kepada pimpinan, tetapi apakah tanah yang saya pesan, sudah dicarikan?” Kepala Desa menja-wab,”Lha.. itu yang belum Bapak Pre-siden” Langsung saja Presiden berkata, “Baik Kepala Desa, kalau begitu besok kamu berhenti saja dari jabatan Kepala Desa”
Hal inipun tak jauh dari perilaku umat Islam sekarang ini, mereka dengan bangganya memiliki al-Qur’an, dibela-nya dengan jiwa dan raga, namun, apa-bila ditanyakan kepada mereka tahukah isi dari al-Qur’an bisa dipastikan semua pasti menjawab BELUM.
Sedangkan Allah Swt telah berfirman:

Artinya: Maka Apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an?…(Q.S. An-Nisa’:82)
Bila memang ini kenyataannya, apakah pantas kita sebagai umat Islam Indonesia khususnya, dikatakan sebagai umat Islam yang haqiqi. Agaknya di bulan Ramadhan yang mana di dalamnya ada peristiwa Nuzulul (turunnya) Qur’an berbagai kenyataan yang telah saya ungkapkan di atas bisa menjadi bahan perenungan.

1 komentar:

  1. ya pak Al-Qur'an banyak dihiraukan orang dan menganggap membaca Al-Qur'an itu jarene kuno dan malah yg diunggulkan membaca koran setiap pagi disempatkan.

    Nama: Mohammad Syarifuddin
    Kelas: XI IPA
    No. Absen: 21

    BalasHapus